Selama 80 tahun para astronom terus berjuang mencari tahu partikel
apa yang membentuk materi gelap di alam semesta. Berawal dari dugaan
gerak galaksi, para ilmuwan menduga ada semacam partikel subatom yang
tak terlihat, terbentuk di Big Bang dalam jumlah yang tak terhitung
banyaknya.
Analisa lain muncul setelah adanya petunjuk yang
terekam dari teleskop antariksa Hubble dan Very Large Telescope yang
berada di Chile. Diberitakan di Monthly Notices of The Royal Astronomical Society,
para peneliti berpendapat bahwa materi gelap di galaksi bernama Abell
3827 merespon gaya yang lebih kuat daripada gaya gravitasi.
Gaya
itu hasil pembentukan materi gelap. Biasanya, materi gelap membentuk
sebuah lingkaran halo besar di galaksi. Halo itulah yang membuat galaksi
kita tetap pada tempatnya. Tanpa adanya lingkaran halo, galaksi yang
ada di alam semesta akan tercerai berai. Tetapi untuk satu galaksi yang
ada di kluster ini, titik tengah lingkaran halo pusatnya melenceng
sejauh 5000 tahun cahaya dari tempat dimana seharusnya titik pusatnya
berada.
Pada
mulanya, astronom berpikiran bahwa kurva rotasi galaksi kita bersifat
keplerian, yaitu semakin jauh dari pusat galaksi kecepatan rotasi komponan
galaksi semakin kecil. Tetapi kenyataannya tidak demikian, kecepatan rotasi
pada jarak dari pusat galaksi yang besar masih tetap besar sampai pada jarak
16.000 pc dari pusat galaksi. Pengamatan kurva rotasi galaksi pada jarak yang
jauh dari pusat galaksi menyarankan adanya kumpulan materi gelap (dark matter)
yang membentuk halo dan korona dengan massa yang cukup besar dan menyelubungi
galaksi.
Pengamatan
pancaran sinar X pada gas yang terletak di antara gugusan galaksi menunjukkan
bahwa kelimapahan massa materi gelap mencapai 10 kali massa materi terang.
Setelah para astronom yakin bahwa materi gelap itu memang ada dan merupakan
bahan yang cukup banyak di alam semesta, mereka berupaya terus mencarinya, baik
secara pengamatan maupun secara teori. Dalam hal ini, mereka ingin mendapatkan
pemahaman tersusun dari apa saja materi gelap itu, dan bagaimana pengaruh yang
diberikannya pada evolusi setiap komponen alam semesta secara keseluruhan.
Dari berbagai pengamatan yang dilakukan oleh para astronom seperti pada pengamatan kurva rotasi galaksi, pergerakan gugusan galaksi dan pelensaan gravitasi, disimpulkan bahwa secara garis besar materi gelap itu terdiri dari dua jenis, yaitu materi gelap barionik dan materi gelap non barionik. Yang dimaksud dengan materi gelap barionik adalah materi gelap yang tersusun dari bahan bahan dasar yang sudah dikenal seperti proton, neutron, dan elektron.
Materi gelap barionik
ini diduga yang menyusun objek objek, seperti bintang katai gelap, bintang
netron, bintang-bintang yang menghuni halo galaksi, serta planet-planet
seukuran yupiter yang mengorbit bintang bintang. Selain itu, salah satu
golongan yang dimasukkan kedalam materi gelap barionik diberi nama MACHO (
massive astronomical compact halo objects), sejinis objek yang karena tidak
memancarkan cahaya tidak dapat didefinisikan.
Materi
gelap non barionik adalah materi gelap yang belum pernah dideteksi secara
langsung, tetapi eksistensinya diramalkan dalam fisika partikel dan kosmologi.
Materi gelap non barionik ini terbagi menjadi tiga jenis,yaitu hot dark matter
, cold dark matter, dan warm dark matter. Hot dark matter adalah materi gerak
yang bergerak dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya. Yang termasuk
kedalam golongan ini adalah neutrino yang bisa berinteraksi dengan partikel
partikel lain melalui interaksi lemah dan gravitasi walaupun sangat lemah
sehingga sulit sekali dideteksi. Cold
dark matter adalah golongan materi gelap yang bergerak dengan kecepatan jauh
dibawah kecepatan cahaya, dimana yang termasuk golongan ini adalah partikel
partikel yang disebut sebagai WIPM ( weakly inteacting massive particle) atau
partikel partikel yang sulit sekali berinteraksi dengan partikel lain.
Eksitensi warm dark matter masih berupa hipothesis dan menjadi perdebatan
astronom. Salah satu calon warm dark matter adalh neutrino steril, yaitu neutrino
yang interaksinya dengan partikel lain hanya melalui gravitasi, tetapi
mendeteksi materi jenis ini juga sangat sulit karena massanya yang sangat
kecil.
Dalam
hubungan ini, materi gelap barionik tidak dapat menjelaskan gejala gejala yang
diamati dalam kurva rotasi galaksi,
pergerakan galaksi didalam gugusan galaksi, serta adanya pelensaan gravitasi.
Dalam
model big bang para ahli berhasi menghitung unsur unsur helium dan hidrogen
yang terbentuk saat alam semesta terbentuk. Mereka mendapatkan bahwa semua barion
(proton, neutron, elektron) hanya sejumlah 4% dari massa yang ada diseluruh
alam semesta, dan agar alam semesta bisa mencapai keaddan yang sekarang ini,
seharusnya jumlah materi yang ada adalah sejumlah 30% dari seluruh materi yang
ada dialam semesta( ini berarti ada 26 % massa yang belum diketahui, dan 26 %
ini adalah materi non barionik).
Artikel terkait : 10 fenomena alam yang masih sulit diterima akal
Bagi yang ingin berinvestasi dengan low risk low profit melalui akun PAMM (minimal $1 ) dan juga FOREXCOPY (balance dan equity tergantung masing-masing) di broker INSTAFOREX bisa memantau daftar kumpulan trader dibawah ini :
Temukan dan follow kami di facebook : Info Bisnis Dan Hiburan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar